Keton merupakan senyawa organik dengan gugus fungsional karbonil (C=O) yang terikat pada dua gugus alkil atau aril (R-CO-R’). Berbeda dengan aldehid, gugus karbonil pada keton tidak terikat langsung dengan atom hidrogen. Keton memiliki sifat khas seperti volatilitas, kemampuan sebagai pelarut organik (contoh: aseton), dan ditemukan dalam berbagai aplikasi, mulai dari industri (plastik, perekat) hingga metabolisme tubuh (sumber energi saat puasa). Contoh sederhana adalah aseton (CH3COCH10) dan butanon (CH3COCH2CH3).
Tata Nama Keton (Alkanon) sesuai aturan IUPAC
Penamaan didasarkan atas rantai utama dan diberi akhiran -on. Gugus keton dianggap cabang, namun atom karbonnya dihitung sebagai rantai utama.
Posisi cabang dan gugus keton ditentukan dengan penomoran rantai utama. Penomoran dilakukan sedemikian rupa sehingga gugus keton memiliki nomor kecil.
Tata Nama Keton (Alkanon) Secara TRIVIAL
Penamaan didasarkan atas gugus karbon di sekitar gugus keton.
Penamaan gugus diurut berdasarkan abjad (sebelum diberi indeks, sek-, ters-, iso-, dan neo-) sesuai nama gugus alkil di sekitar gugus keton sebagai alkil alkil keton.
Contoh Penamaan senyawa Keton (Alkanon)
Kegunaan senyawa Keton
Keton seperti aseton (CH3COCH3) banyak digunakan sebagai pelarut organik untuk cat, lem, dan penghilang kutek karena kemampuannya melarutkan senyawa nonpolar dengan cepat.
Keton berperan sebagai intermediat dalam produksi plastik, farmasi, dan perekat. Contohnya, metil etil keton (MEK) digunakan dalam pembuatan resin dan lapisan polimer.
Pada tubuh, keton (seperti β-hidroksibutirat) diproduksi saat metabolisme lemak dan menjadi sumber energi alternatif bagi otak saat puasa atau diet ketogenik.